Followers

Monday, January 16, 2012

Saturday, January 14, 2012

Sunday, January 8, 2012

kembali di Sydney

Sudah empat mingguan aku kembali tinggal di kota Sydney - setelah hampir dua tahun meninggalkan kota ini. Kembali aku hirup udara segar dan air laut yang jernih untuk berenang. Kadang matahari terlalu terik dan angin kering membuat kulitku pecah atau kelopak mataku terasa nyerih. Namun pepohonan di sepanjang jalan kecil di depan rumahku cukup menakjubkan dibanding dengan jalan jalan di Ubud atau di Surabaya. Sejak menjelang natal dan tahun baru, bila malam lampu kelap kelip, ada kesan seperti di Bali upacara berdasarkan agama ini cukup memperelok kota.

Mengunjungi Museum seni kontemporer dan juga Gallery New South Wales menyaksikan Picasso. Pameran dari Museum Picasso di Paris yang aku kunjungi di bulan Agustus tahun lalu - yang ternyata malah sedang berada di Sydney - eh tidak begitu menakjubkan. Aku suka Picasso tapi pameran ini hanya satu atau dua karya yang sangat menakjubkan.

Dua malam yang lalu ad apembukaan festival Sydney. Aku tertarik untuk melihatnya tapi tidak berkesempatan untuk menghadiri pembukaannya. Festival festival dikota lain selalu aku rindukan, sedang festival di kota sendiri enggan aku ikuti. Barangkali semacam gajah di pelupuk mata tak nampak sedang kuman diseberang lautan nampak.

Saturday, January 7, 2012

Less talk more love








XU CUN

Your village
paper cutout, like magnolia petals glued in glass windows,
within my mind, drizzle never stops
line by line of quiet songs.
On the streets, red lanterns
Rain soaks our hair and shoulders
floods our shoes
A river splits into creeks
and then fuses to
unite memories.
Fog crawls down the stairs, clinging to pine branches
And gently touches your roof.
From the roof of the restaurant, I
see the sun rest its head on the shoulder of your hill
followed by a crescent
moon.
Dusk is an ancient
serenade
you recite over
and over, but still as sweet as
first love.
I fall into the night, drifting
Like a log on the summer river,
Searching for your soul.
You, drizzle tiptoeing over the weeds
The cornfield
suspension bridge
the path to the bush and the hills
flowers by flowers,
pebbles by pebbles
The mud walls and the ancient
doors
house of bees and a lonely butterfly
infinite misty mountains along our way
to find nights,
faded stars, soft mist
the wind revealing the curtain.
The light from the broken window that
exposes your purple lips.
Before your song
fades into the fog
I fall into the night, drifting.
And like a seagull along the coast in
autumn,
I seek your face
on the horizon untouched.
But you the drizzle tiptoeing over weeds.
When I am the hill and you are the thorny grass and campanulas
Grow and become wild!
But I am a river
waiting for you to become a canoe.
Perhaps, time will displace longing
Or we will unite once more
to throw pebbles in the creek
or gather the dew from
the morning grass.

Thursday, January 5, 2012

Perempuan Bali

Engkau yang berteriak disepanjang pematang pagi
Mengusir burung burung pencuri padi,
Engkau yang membakar dupa sebelum senja berakhir sunyi
Yang meletakkan sesaji mungil berisi secuil lauk
dan lima butir nasi
seiris daun pandan dan setangkai melati.
Engkau yang bersandar dijendela, membangkitkan aroma kehidupan yang nampak dan yang
sembunyi.

Dan engkau pula yang menyunggi bebatu melampaui
pilu
Menyusuri jalan licin
Dan engkaukah yang menangis karena gerimis ?....
Mengenangkan kekasihmu kerana anakmu lapar menangis
Cinta adalah dongeng pembakaran Sinta dengan
kobaran api Rama
Sedang rindu adalah waktu yang mengikat lehermu
dengan masa lalu

Embun diatas daun pandan yang hendak terbang
beriring pagi pulang
Ada puisi yang abadi ada nyanyian yang menguap
menjadi asap dan meninggalkan letih dan sunyi.

Surat Cinta

Demi kota kota yang kita singgahi dan wajah wajah
yang kita kenang abadi
Asap dupa dan derai angin gurun yang menyusuri sungai lembah
Pucuk pucuk cemara dan kereta dari Leiden ke paris
Dari Tulamben hingga gerimis
Kekasihku dan angin berderai yang aku lukis
sebelum malam berakhir gerimis

Demi angin yang mengangkat kabut meninggalkan pagi
demi pagi yang mengantarkan embun menemui matahari
demi matahari yang mengikiskan jalan jalan basah yang hendak kita lalui
dan demi laut yang meredam letih dan menyimpan sunyi.

Demi nyanyian malam, aroma melati dan nyanyian serangga,
mari berjalan memasuki cinta, menuju cakrawala dan
hingga bayang bayang tak tersisah.
Mari bercinta selaksa sepasang bunga kamboja, basah dan purba hingga bianglala

Engkau yang bernyanyi menyusuri embun di sepanjang pematang pagi
engkau yang menari menyambut jemari melupakan mimpi mimpi tentang kota sunyi
dan tentang pulau pulau pasir tanpa angin berdesir
Engkau
dan setangkai bunga lentana

drawing

drawing

drawing

drawing



GREETING

Welcome to my little world, it is a world within a world, within my dream, within my drawing and painting. An artist is an artist, wether you were born like that or like this. Art is to make or not to make.