Engkau yang berteriak disepanjang pematang pagi
Mengusir burung burung pencuri padi,
Engkau yang membakar dupa sebelum senja berakhir sunyi
Yang meletakkan sesaji mungil berisi secuil lauk
dan lima butir nasi
seiris daun pandan dan setangkai melati.
Engkau yang bersandar dijendela, membangkitkan aroma kehidupan yang nampak dan yang
sembunyi.
Dan engkau pula yang menyunggi bebatu melampaui
pilu
Menyusuri jalan licin
Dan engkaukah yang menangis karena gerimis ?....
Mengenangkan kekasihmu kerana anakmu lapar menangis
Cinta adalah dongeng pembakaran Sinta dengan
kobaran api Rama
Sedang rindu adalah waktu yang mengikat lehermu
dengan masa lalu
Embun diatas daun pandan yang hendak terbang
beriring pagi pulang
Ada puisi yang abadi ada nyanyian yang menguap
menjadi asap dan meninggalkan letih dan sunyi.
Mengusir burung burung pencuri padi,
Engkau yang membakar dupa sebelum senja berakhir sunyi
Yang meletakkan sesaji mungil berisi secuil lauk
dan lima butir nasi
seiris daun pandan dan setangkai melati.
Engkau yang bersandar dijendela, membangkitkan aroma kehidupan yang nampak dan yang
sembunyi.
Dan engkau pula yang menyunggi bebatu melampaui
pilu
Menyusuri jalan licin
Dan engkaukah yang menangis karena gerimis ?....
Mengenangkan kekasihmu kerana anakmu lapar menangis
Cinta adalah dongeng pembakaran Sinta dengan
kobaran api Rama
Sedang rindu adalah waktu yang mengikat lehermu
dengan masa lalu
Embun diatas daun pandan yang hendak terbang
beriring pagi pulang
Ada puisi yang abadi ada nyanyian yang menguap
menjadi asap dan meninggalkan letih dan sunyi.
No comments:
Post a Comment