Ketika tubuhmu meleleh dalam pelukku, aku menangis.
Tetapi, isak tak membuatmu menggumpal.
Engkau senja. Tembaga dan cahaya.
berlari menuju pelabuhan,
Mengejar matahari yang tenggelam. Pulang.
Dan aku:
Tiang layar yang hadir hilang. Sendirian dikoyak sepi malam.
Kelak bila ada kehendak.
Kita menjelma kabut.
Hingga rindu larut,
membantai sepi yang akut.
Dan jika engkau lupa.
Aku selalu menantimu ditepi sungai itu,
dibawah pohon tempat kita dulu.
Menjelma rumput rumput rebah.
No comments:
Post a Comment