Manis,
Angin berhembus dimusim gugur,
yang merabah dinding kotamu.
Meninggalkan jejak jejaknya dirambutku.
Betapa aku ingin memasuki cintamu, menggapai hangat dimatamu coklat.
Sedang engkau, rambut malam yang menjelma kabut,
yang kau ikat direranting cemara, menggelayut.
Mari pulang sebelum senja membentang.
No comments:
Post a Comment